Bila melihat jejeran makanan tradisionil di Indonesia, ada beberapa tipe makanan yang pembungkusnya memakai bahan tradisionil dan alami dari alam, yaitu dengan bahan dasar daun dan bukan plastik.
Biasanya, sejauh ini umumnya tipe daun yang banyak dan wajar dijumpai dan dijadikan pembungkus makanan ialah daun pisang. Salah satunya alasaannya ialah karena pohon dari pisang tersebut lumayan gampang dijumpai dan menyebar di beberapa tempat.
Tetapi sebenernya, rupanya masihlah ada macam tipe daun dari pohon yang lain sejauh ini banyak juga dihandalkan sebagai pembungkus makanan di wilayah lain. Bahkan juga pada wilayah tertentu, lebih wajar dipakai jejeran tipe daun lain dibanding daun pisang sebagai pembungkus makanan.
Daun Pembungkus Makanan di Indonesia
Apa tipe daun yang diartikan? Berikut 5 contoh salah satunya:
Daun simpor
Foto: pratanti (Flickr) |
Di Belitung penduduknya semakin banyak memakai daun simpor daripada daun pisang, sebagai alas atau untuk membuntel makanan. Datang dari tumbuhan bernama latin Dillenia suffruticosa, daun ini biasa dipakai sebagai tempat makanan tradisionil mie belitong.
Menariknya tidak cuma untuk pembungkus makanan, daun simpor punyai deretan manfaat dimulai dari penangkal binatang sampai obat tradisionil. Adapun manfaat penyembuhan dari daun simpor salah satunya dipercayai dapat menyembuhkan panas dalam, menurunkan radang usus, dan obat sakit kulit.
Daun jati
Foto: Ogi Sigit (Flickr) |
Dari sisi wujud, sebetulnya daun jati nyaris serupa dengan daun simpor. Selainnya kurangi plastik, peranan daun ini dalam membuntel makanan banyak juga dipakai sebab bisa membuat kehangatan makanan lebih terbangun.
Ada eberapa makanan yang umum dibuntel dengan daun jati salah satunya nasi jamblang ciri khas Cirebon, atau nasi pecel yang dari Blora dan Nganjuk. Daun jati sering dijumpai untuk membuntel tempe atau tape di sejumlah wilayah tertentu.
Sama dengan daun pisang, saat dipakai untuk membuntel makanan daun jati akan keluarkan wewangian ciri khas yang bisa mengunggah cita-rasa makanan itu.
Daun jambu air
Foto: Prima Dien (Kompasiana) |
Biasanya sejauh ini jambu air banyak disukai karena hanya buah yang berasa manis, asam, fresh, dan jadi salah satunya bahan rujak. Tetapi rupanya, ada warga di daerah tertentu yang memakai sisi daun dari pohonnya untuk membuntel makanan.
Di Garut, daun jambu air umum digunakan untuk membuntel tape ciri khas kota itu. Disamping itu, pemakaiannya banyak juga digunakan untuk membuntel nasi jamblang.
Bukan tanpa argumen, rupanya pemakaian daun jambu air diputuskan sebab bisa memberi warna hijau alami. Tetapi untuk memberi warna yang baik, karena umumnya daun yang diputuskan ialah daun yang telah cukup tua dan baru diambil dari pohon.
Daun patat
Foto: Journey to Journey |
Punyai wujud yang serupa dengan daun kunyit, daun patat dikenali benar-benar aman untuk jadi pembungkus makanan. Hal itu karena daun patat punyai karakter antibakteri.
Di Bogor, daun patat banyak digunakan sebagai pembungkus kulineran ciri khas Kota Hujan, yaitu taoge goreng. Disamping itu, daun patat biasa dipakai untuk gantikan plastik buat membuntel daging kurban saat Iduladha.
Daun talas
Foto: Daerah Kita |
Di Sumatra rupanya banyak warga yang menggunakan daun talas untuk membuntel makanan. Tetapi, bukan sembarangan daun talas yang dapat digunakan.
Daun talas yang umum dipakai untuk membuntel makanan umumnya yang telah tua dan punyai diameter panjang sekitaran 15-20 cm. Penyeleksian itu mempunyai tujuan agar makanan yang dibuntel tidak tumpah.
Adapun olahan yang dibuntel dengan daun talas umumnya berbentuk buntil dan pendap atau ikan pais.