Batik Motangnga dari Polewali Mandar: Membawa Tradisi Laut ke dalam Karya Seni

Batik Motangnga

Sulawesi Barat, khususnya Polewali Mandar, kini dapat berbangga dengan kehadiran karya seni batik yang telah terdaftar resmi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Motif yang unik dan sarat makna, dikenal sebagai Motangnga, kini menjadi bagian dari warisan budaya yang dijaga dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Hak cipta atas keindahan motif Motangnga ini dipegang oleh seorang pegiat budaya, Sabri Hamid.

Motangnga, pada dasarnya, merujuk pada tradisi khas masyarakat suku Mandar yang melibatkan menghanyutkan dan memanggil ikan laut. Motif ini menjadi cerminan dari kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir suku Mandar, yang sangat tergantung pada hasil laut sebagai mata pencaharian utama. Dengan demikian, setiap corak pada karya seni batik Motangnga mengandung makna mendalam yang merepresentasikan hubungan erat antara manusia, laut, dan keberlanjutan kehidupan.

Salah satu elemen yang mencolok dalam motif Motangnga adalah gambar telur ikan. Telur ikan menjadi simbol kesuburan dan kehidupan baru, merefleksikan siklus alam yang tak terputus. Kehadiran perahu Sandeq dalam corak juga menjadi elemen yang tak terpisahkan, menggambarkan sarana utama para nelayan suku Mandar dalam menjelajahi luasnya laut. Perahu Sandeq bukan hanya sekadar alat transportasi, melainkan ikon keberanian dan ketangguhan para pelaut dalam menaklukkan ombak yang ganas.

Selain itu, gambar pelaut Mandar turut memperkaya motif Motangnga. Figur pelaut menjadi wakil dari kehidupan pesisir yang penuh dengan kisah petualangan dan kerja keras. Dengan menggunakan batik Motangnga, masyarakat dapat merasakan kebanggaan dalam mengenakan pakaian yang menghormati sejarah dan tradisi leluhur mereka.

Harapan Batik Motangnga Kedepannya


Batik Motangnga

Karya batik Motangnga ini tidak hanya sekadar menghias kain, tetapi juga memiliki harapan dan tujuan yang mendalam. Diharapkan bahwa kehadiran batik ini dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari semua kalangan, bukan hanya di Polewali Mandar, tetapi juga di seluruh Sulawesi Barat maupun Indonesia. Dengan demikian, budaya suku Mandar dapat lebih dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat luas.

Penggunaan batik Motangnga dalam bentuk pakaian dan sarung diharapkan dapat membantu mempromosikan kekayaan budaya suku Mandar. Setiap helai batik yang dipakai oleh masyarakat bukan hanya sekadar pakaian, melainkan sebuah ungkapan cinta dan kebanggaan terhadap warisan nenek moyang mereka.

Sabri Hamid, sebagai pemegang hak cipta atas batik Motangnga, berperan penting dalam menjaga keaslian dan kualitas karya ini. Dengan semangatnya, Sabri Hamid menjadi pelopor dalam melestarikan budaya Mandar melalui seni batik, sehingga generasi mendatang dapat terus merasakan kekayaan warisan leluhur.

Dengan demikian, batik Motangnga bukan hanya menjadi simbol estetika, tetapi juga sebuah jendela yang mengintip ke dalam kehidupan dan nilai-nilai masyarakat Polewali Mandar. Semoga karya seni ini dapat terus menginspirasi, membangkitkan rasa kebanggaan akan identitas budaya, dan menjadi tonggak dalam mempromosikan warisan budaya suku Mandar di Sulawesi Barat ke seluruh penjuru negeri.
أحدث أقدم